Saturday

cerita bahasa indonesia



WAKTU RONDA

Ketika aku ronda pada bulan puasa  tahun lalu,aku menemui kesialan disaat waktu aku ronda malam itu. Pukul 01.00 dini hari aku dan kawan-kawanku mempersiapkan alat ronda,setelah semuanya terkumpul aku dan kawan-kawanku mulai berangkat. Tujuan waktu itu adalah desa Jeblog bagian selatan .
    Tidak berapa lama kami berjalan ada sebuah pohon jambu air. Kami ambil sedikit kira-kira ¼ karung 15kg.
“Ayo kita lanjutkan ronda kita malam ini .” ujar teman saya.
“sebentar 5 menit lagi ya….” kata saya yang lagi kekenyangan.
    Akhirnya teman saya mau menunggu saya.setelah saya tidak kekenyangan lagi kami pun melanjutkan ronda kami yang baru ¼ jalan itu. Beberapa menit kami berjalan,telihat ada sebuah mobil yang diatas mobil itu ada sebuah lampu sirine yang berwarna biru.
“Polisi,kabur………” teriak teman saya.
Kami pun segera mengambil langkah seribu untuk mencari tempat persembunyian yang aman. Setelah polisi  itu lewat,kami kelurar dari tempat persembunyian kami dengan nafas kami yang terengah-engah itu.
“Dasar polisi sialan, tidak tau ya kalau aku ini baru makan jambu air kekenyangan” kata teman saya.
“Siapa suruh makan jambu kekenyangan sama seperti saya!” kataku menjawab perkataan teman ku itu.
“Tidak ada, mau saya sendiri” balas teman saya.
    Mari kita lanjutkan ronda kita yang tertunda ini .setelah sampai di dekat kuburan,ada pohon tebu yang sudah tua. Untung ada teman saya yang bawa belati untuk memotong tebu itu. Setelah tebu itu kami potong dan dikuliti kami bagi dengan rata.
“Manis sekali rasa tebu ini” kata saya sambil makan tebu yang begitu manis.
    Selesai makan tebu kami pun melanjutkan ronda.kami memukul alat musik yang kami bawa dan sambil bernyanyi. Setelah kami merasa kelelahan kami iastirahat sebentar di dekat rumah yang kata orang pernah memelihara tuyul itu. Kami melihat ada sesosok bayangan putih yang membelakangi kami dan orang itu berbaju putih.
“Hey siapa kamu?” kata teman saya.tapi dia tidak menjawab pertanyaan teman saya.
“Hey siapa kamu ?” kata teman saya sekali lagi. Sampai geregetannya teman saya sampai-sampai dia menimpuk orang itu dengan batu tapi orang itu menghilang entah tidak tahu kemana.
    Sampai takutnya kami pun lari meninggalkan tempat itu. Teman saya karena takutnya dia sampai tidak bisa berlari dan kami terpaksa harus menyeret teman saya lari dari tempat itu. Kejadian itu membuat saya berfikir bahwa kejadian itu balasan dari keisengan saya dan kawan-kawan saya. Saya tidak mengulangi perbuatan jelek itu setelah kejadian itu.



0 comments:

 
Powered by Blogger