Saturday

cerita bahasa indosia



SAAT TERKHIR

Waktu itu, aku dan keluarga besarku, berdebar-debar dan pandangan kami tertuju kepada nenek yang akan menghembuskan nafas terakhirnya. Pada saat itu tanggal 18 January 2005, nenek telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Aku tak sanggup menahan air mata yang membasahi pipiku.

Teringat betapa kejam dan jahatnya aku yang selalu membantah dan tidak mau mendengar nasehat nenek. Andai aku diberi sati kesempatan lagi aku mau dan aku ingin membalas kebaikan nenek dan aku tidak akan melawannya lagi. Nenek yang menyayangi dan mengasihiku sejak kecil, belum sempat aku membalas kebaikannya. Aku benar-benar tidak percaya bahwa nenek telah tiada. Karena aku tak sanggup melihat nenek, aku lari keluar dari rumah nenek menuju kamarku. Ketika ibu melihatku, ibu langsung masuk kamarku tanpa mengetuk pintu.

“. Sudahlah, ikhlaskan kepergian nenek, kasihan nenek jika kamu terus menangisinya…!”.
“. Kenapa nenek begiti cepat meninggalkanku Bu…?.
“. Itulah hidup, kita tak tau kapan hidup dan mati kita, itu semua adalah rahasia Tuhan.                 “. Sudahlah, ikhlaskan kepergian nenek, kasihan nenek jika kamu terus air matamu, acara pemakaman nenek akan dimulai,sebaiknya kamu ikut.”
“. Tapi Bu, apa aku sanggup melihat nenek seperti iti….?.”
“. Kamu harus ikut karena kamu cucu kesayangan nenek.”.
( kata ibu sambil keluar dari kamarku).

    Acara pemakaman nenek telah dimulai, akhirnya akupun memutuskan untuk ikut menghantarkan nenek ke peristirahatannya yang terakhir.
Aku hanya mampu membalas kebaikan nenek dengan sepatah doa dariku,
“. Ya Alloh semoga nenek engkau tempatkan diantara orang-orang yang beriman dan hindarkanlah nenek dari siksa api neraka, amien”.

    Acara pemakaman nenek telah selesai, semua orang yang menghantarkan nenek telah satu persatu pulang. Tak lupa aku dan kakak menaburkan bunga diatas makam nenek sebagai penghormatanku terhadap nenek. Terbayang dalam benakku, nenek yang menyayangi dan mengasihiku sejak kecil, kini beliau telah tiada, aku harus menjalani hidupku tanpa nenek disampingku. Semua yang aku fikirkan musnah ketika kakak menepuk pundak kananku.

“. Hari sudah sore, sebentar lagi malam, ayo kita pulang!”.   Kata kakak.
“. Iya kak, selamat jalan nenek, aku akan slalu merindukan nenek.”   Jawabku.



0 comments:

 
Powered by Blogger